Jangan Beli Mobil Bekas Banjir, Ini Pertimbangan dan Alasannya - The Rich3

Jangan Beli Mobil Bekas Banjir, Ini Pertimbangan dan Alasannya

Jangan Beli Mobil Bekas Banjir, Ini Pertimbangan dan Alasannya

THERICH3 - Membeli mobil bekas memang jadi pilihan cerdas buat banyak orang, terutama yang pengin hemat budget. Dengan harga yang lebih terjangkau dibanding mobil baru, siapa sih yang nggak tergoda? Tapi, hati-hati, nggak semua mobil bekas itu "sehat". 

Apalagi kalau ternyata mobil itu pernah kena banjir. Iya, mobil bekas banjir. Mungkin tampilan luarnya kinclong, mesinnya bisa nyala, harganya juga miring banget. Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru ambil keputusan cuma karena faktor harga. 

Mobil bekas banjir itu seperti bom waktu. Awalnya kelihatan aman-aman saja, tapi perlahan bisa bikin kamu tekor karena biaya perbaikannya bisa menguras tabungan. Bahkan, biaya yang dikeluarkan bisa hampir sama dengan beli mobil baru.

Yang bikin miris, banyak penjual nakal yang nekat "make-up" mobil bekas banjir supaya kelihatan mulus. Mereka bisa menyembunyikan kerusakan di bagian mesin, kelistrikan, bahkan interior yang awalnya rusak total karena terendam air. 

Kadang indikator di dashboard disiasati, karpet dibersihkan doang, plafon dilap, dan bagian mesin cuma dicuci luar. Padahal kerusakan internal masih mengintai. Jadi, penting banget buat kamu yang sedang berburu mobil bekas, supaya lebih teliti dan hati-hati. Jangan sampai mobil impian malah jadi sumber masalah.

Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas kenapa kamu sebaiknya menghindari mobil bekas banjir. Mulai dari kerusakan yang bisa timbul, biaya perbaikan, sampai potensi kerugian jangka panjang. Yuk, kita kulik satu per satu.

1. Mobil Bekas Banjir Punya Banyak Penyakit Laten

Kamu tahu nggak? Mobil yang pernah terendam banjir bisa terlihat normal dari luar, tapi sebenarnya banyak kerusakan tersembunyi. Ini yang disebut dengan penyakit laten. Penyakit yang nggak langsung kelihatan, tapi munculnya bisa kapan aja. 

Bisa seminggu setelah beli, bisa juga sebulan. Nah, yang bikin repot, kerusakan ini sering kali menyasar bagian vital mobil seperti sistem kelistrikan, rem, atau transmisi.

Sistem kelistrikan adalah bagian paling rentan ketika mobil terendam air. Air bisa masuk ke soket, kabel, modul kontrol, hingga ECU (Electronic Control Unit). Kalau bagian ini rusak, mobil bisa tiba-tiba mogok, lampu-lampu nyala sendiri, atau fitur-fitur digital nggak berfungsi. 

Kerusakan ini sulit dideteksi dari awal karena kadang masih bisa nyala saat dicek. Tapi lama-lama, korosi akan merusak koneksi listrik dan efeknya mulai terasa.

Selain kelistrikan, bagian rem dan transmisi juga rentan rusak. Air banjir bisa masuk ke dalam sistem rem, menyebabkan karat, dan menurunkan performa pengereman. Begitu juga dengan transmisi, terutama mobil otomatis, air yang masuk bisa merusak oli transmisi dan membuat perpindahan gigi jadi kasar atau bahkan macet total.

Baca Juga: Laris Manis MPV Listrik Premium Denza D9, Produsen Kewalahan?

Makanya, penting banget buat cek riwayat mobil secara menyeluruh. Jangan hanya percaya pada tampilan luar. Mobil bekas banjir itu ibaratnya kayak orang habis sakit berat tapi dandanannya rapi. Dalamnya masih rapuh, dan suatu saat bisa “kambuh”.

2. Biaya Perbaikan yang Bisa Bikin Kantong Jebol

Kamu mungkin berpikir, "Ah, kan tinggal diperbaiki aja." Tapi kenyataannya nggak sesederhana itu. Mobil bekas banjir itu butuh perbaikan ekstra, dan biayanya nggak murah. 

Elin Estanto, pemilik GK Auto Service di Gunung Kidul, bilang kalau perbaikan mobil bekas banjir itu bisa sampai jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Tergantung dari seberapa parah kerusakannya.

Biasanya, mobil bekas banjir butuh overhaul mesin. Artinya, mesin dibongkar total, dicek satu-satu komponennya, dan diganti kalau ada yang rusak. Biaya overhaul bisa mencapai Rp 10-20 juta, tergantung jenis mobil. 

Belum lagi kalau joknya dari bahan kulit dan sudah berjamur. Ganti jok kulit bisa sampai Rp 5 juta ke atas. Plafon dan karpet juga mesti diganti. Semua bagian interior yang menyerap air perlu dibongkar dan dikeringkan.

Yang paling mahal biasanya perbaikan sistem kelistrikan. Kalau ECU rusak, ganti satu unit bisa Rp 5-15 juta. Belum termasuk kabel, soket, dan modul lainnya. Kalau semuanya diganti, bisa habis sampai setara harga mobil itu sendiri. Ngeri, kan?

Baca Juga: Optimistisme Suzuki Soal Fronx Bakal Laris Manis Meski Pasar Mobil Lesu

Jadi, walaupun kamu dapat mobil bekas banjir dengan harga miring, bisa jadi biaya perbaikannya malah jauh lebih besar. Bahkan bisa lebih mahal daripada beli mobil bekas yang "bersih". Coba pikir, apakah benar kamu berhemat atau justru boros dalam jangka panjang?

3. Korosi dan Karat, Musuh Abadi Mobil Banjir

Air banjir bukan cuma air bersih. Di dalamnya ada lumpur, kotoran, bahkan zat kimia berbahaya. Ketika air itu meresap ke dalam bodi mobil, maka proses korosi alias karat akan dimulai. Korosi ini musuh abadi kendaraan. Awalnya mungkin kecil, tapi lama-lama bisa menyebar ke rangka dan bagian penting lainnya.

Mobil bekas banjir biasanya menyimpan karat di bagian yang jarang kelihatan. Misalnya di bawah jok, di dalam pintu, kolong mobil, atau bahkan di rangka utama. Kalau rangka mobil sudah keropos, itu bukan cuma soal estetika. Tapi juga menyangkut keamanan saat berkendara. Rangka yang keropos bisa patah saat tabrakan, dan membahayakan nyawa penumpang.

Masalahnya, korosi ini nggak bisa dihentikan begitu saja. Sekalipun dibersihkan dan dicat ulang, proses karat bisa tetap berjalan. Apalagi kalau air banjir yang masuk mengandung garam atau limbah. Maka karat akan berkembang lebih cepat. Perbaikannya pun susah, dan sering kali butuh pengelasan atau penggantian panel.

Baca Juga: Keeway Luncurkan Skutik Adventure XDV 125 Evo Pro, Benarkah Mirip Honda ADV?

Kalau kamu tipe orang yang pengin mobil tetap awet dan tahan lama, maka mobil bekas banjir jelas bukan pilihan. Lebih baik cari mobil dengan riwayat bersih, walaupun harganya sedikit lebih mahal. Setidaknya kamu tahu, mobil itu masih utuh dan sehat.

4. Nilai Jual Kembali Jauh Lebih Rendah

Kamu mungkin mikir, "Nanti kalau udah bosen, mobilnya tinggal dijual lagi." Tapi tunggu dulu. Mobil bekas banjir punya nilai jual kembali yang rendah banget. Apalagi kalau pembelinya tahu riwayat mobil itu pernah kena banjir. Orang cenderung menghindari mobil bekas banjir, sama seperti kamu sekarang.

Begitu orang tahu riwayat banjir, harga mobil bisa langsung anjlok. Bahkan lebih rendah dibanding mobil dengan tahun dan tipe yang sama tapi riwayatnya bersih. Ini karena risiko kerusakan yang mengintai mobil bekas banjir tetap tinggi. Jadi, calon pembeli biasanya pasang harga jauh di bawah pasaran, atau bahkan nggak mau ambil risiko sama sekali.

Parahnya lagi, kadang kamu nggak bisa menyembunyikan riwayat banjir. Apalagi sekarang sudah ada sistem digital untuk pengecekan riwayat kendaraan. Di beberapa kota besar, bengkel resmi atau layanan inspeksi bisa mendeteksi kalau mobil pernah terendam. Jadi, mau disembunyiin kayak gimana pun, tetap aja ketahuan.

Kalau kamu ingin mobil yang punya nilai investasi, bisa dijual lagi kapan pun, ya hindari mobil bekas banjir. Nggak worth it untuk jangka panjang.

5. Potensi Kecurangan dari Penjual Nakal

Ini nih yang bikin was-was. Banyak oknum penjual mobil bekas yang nakal dan sengaja menyembunyikan riwayat banjir mobil. Mereka bisa memoles mobil sedemikian rupa supaya terlihat normal. Tapi di balik tampilan mulusnya, ada banyak potensi kerusakan yang bisa bikin kamu rugi besar.

Beberapa modus yang sering dilakukan antara lain mematikan lampu indikator check engine, menyemprotkan pewangi kuat agar bau apek banjir tertutupi, mengecat ulang bagian bawah mobil, dan membersihkan ruang mesin hanya bagian luarnya saja. Bahkan ada yang sampai memalsukan buku servis atau menyamarkan dokumen riwayat kendaraan.

Kamu sebagai konsumen harus ekstra hati-hati. Jangan cuma tergiur harga murah atau tampilan bersih. Selalu minta cek ke bengkel terpercaya atau gunakan jasa inspeksi mobil bekas. Mereka punya alat dan pengalaman untuk mendeteksi apakah mobil pernah terendam banjir.

Kalau penjual keberatan mobil dicek ke bengkel, itu udah jadi red flag. Mending cari penjual lain yang transparan. Jangan kasih ruang buat penipuan berkembang.

6. Risiko Gagal Uji Emisi dan Regulasi Ketat

Saat ini banyak daerah yang mulai memberlakukan aturan uji emisi kendaraan. Mobil yang gagal uji emisi bisa kena denda atau bahkan dilarang beroperasi di beberapa wilayah. Nah, mobil bekas banjir punya potensi besar gagal uji emisi karena sistem pembakaran dan sensor-sensor dalam mesin sudah tidak optimal.

Sensor O2, injektor, catalytic converter, semuanya rentan rusak setelah terendam air. Kalau salah satu saja bermasalah, maka kadar emisi gas buangnya bisa naik drastis. Akibatnya, mobil kamu dianggap tidak ramah lingkungan dan bisa ditolak untuk perpanjangan STNK di masa depan.

Jadi, selain bikin ribet soal performa dan perbaikan, mobil bekas banjir juga berisiko terhambat secara legalitas. Ini harus kamu pertimbangkan sebelum beli, apalagi kalau kamu tinggal di kota besar yang aturannya makin ketat.

7. Tips Menghindari Mobil Bekas Banjir

Biar kamu nggak ketipu, ada beberapa tips praktis yang bisa kamu lakukan:

1. Cek interior dengan teliti. Lihat apakah ada karpet baru yang mencurigakan, jok terlihat baru tapi rangka karatan, atau ada bekas lumpur di sudut tersembunyi.

2. Cium aroma kabin. Mobil bekas banjir biasanya meninggalkan bau apek yang susah dihilangkan meskipun disemprot parfum.

3. Periksa bagian kolong dan ruang mesin. Apakah ada karat, bekas lumpur, atau bagian yang seharusnya kering tapi basah?

4. Gunakan jasa inspeksi kendaraan. Banyak jasa inspeksi mobil bekas yang bisa bantu cek dengan alat lengkap.

5. Minta riwayat servis lengkap. Cek apakah ada perbaikan besar dalam waktu dekat dari tanggal banjir besar terakhir di wilayah itu.

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan ambil risiko cuma demi harga miring.

Penutup: Jangan Sampai Beli Murah Tapi Bayar Mahal

Membeli mobil bekas harus dengan pertimbangan matang, bukan cuma karena harganya murah. Mobil bekas banjir punya terlalu banyak risiko tersembunyi. Mulai dari penyakit laten, biaya perbaikan besar, korosi parah, sampai potensi kerugian saat dijual kembali. Kalau kamu nggak hati-hati, mobil impian bisa berubah jadi mimpi buruk.

Jadi, sebelum beli, selalu cek dengan teliti. Jangan ragu pakai jasa profesional buat inspeksi. Dan yang paling penting, jangan mudah tergoda harga murah tanpa tahu latar belakang kendaraan.

Karena dalam dunia mobil bekas, prinsip "ada harga, ada rupa" masih sangat berlaku. Lebih baik bayar sedikit lebih mahal tapi dapat mobil sehat, daripada beli murah lalu harus servis besar-besaran tiap bulan. (Therich3/Admin)

Belum ada Komentar untuk "Jangan Beli Mobil Bekas Banjir, Ini Pertimbangan dan Alasannya"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel