Prosedur Penggunaan Batu Bata, Ini Kata Kementerian PUPR
THE RICH3 - Dalam dunia konstruksi, ada banyak hal yang jadi penentu kekokohan sebuah bangunan. Salah satunya tentu adalah bahan bangunan itu sendiri. Di antara sekian banyak bahan yang digunakan, batu bata adalah salah satu yang paling klasik dan paling sering dipakai, terutama di Indonesia.
Mulai dari rumah tinggal sederhana, gedung sekolah, hingga fasilitas layanan kesehatan di daerah, semuanya sering menggunakan batu bata sebagai komponen utama struktur bangunan. Tapi tahukah kamu, ternyata penggunaan batu bata itu nggak bisa sembarangan?
Ya, memasang batu bata bukan hanya soal susun dan rekat. Ada serangkaian prosedur teknis yang harus diikuti supaya hasil bangunannya benar-benar kuat dan tahan lama. Bahkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sampai menerbitkan pedoman resmi terkait hal ini.
Lewat 'Buku Saku Petunjuk Konstruksi Bangunan Sederhana 2023', Kementerian PUPR menegaskan pentingnya pemahaman terhadap penggunaan batu bata yang benar, mulai dari pemilihan hingga tahap pemasangannya. Salah satu prosedur penting yang sering diabaikan adalah proses perendaman batu bata sebelum digunakan.
Kalau kamu pernah melihat tukang bangunan yang merendam batu bata sebelum memasangnya, bukan tanpa alasan mereka melakukannya. Proses ini punya peran krusial dalam menjamin kekuatan ikatan antara batu bata dan mortar (adukan semen).
Proses yang tampak sederhana ini ternyata bisa memengaruhi daya tahan bangunan secara keseluruhan. Jadi, bukan cuma pilih batu bata yang bagus, tapi juga harus tahu cara pasangnya dengan tepat. Yuk, kita bedah satu per satu bagaimana prosedur penggunaan batu bata yang benar menurut Kementerian PUPR!
Mengenal Bangunan Sederhana dan Relevansi Batu Bata
Sebelum masuk ke teknis perbata-bataan, kita perlu tahu dulu konteksnya. Kementerian PUPR membagi jenis bangunan dalam beberapa kategori, salah satunya adalah bangunan sederhana. Nah, apa sih bangunan sederhana itu?
Bangunan sederhana adalah bangunan dengan desain dan teknologi yang nggak ribet. Biasanya punya karakteristik konstruksi yang simpel dan tidak membutuhkan perhitungan teknik kompleks. Menurut Buku Saku Kementerian PUPR, bangunan sederhana itu bisa berupa rumah tinggal satu lantai dengan luas sampai 70 meter persegi, atau gedung layanan umum seperti puskesmas dan sekolah dasar dengan dua lantai maksimal.
Baca Juga: Kepastian Pemerintah untuk Realisasikan Program 3 Juta Rumah
Kenapa batu bata penting dalam bangunan sederhana? Karena material ini murah, mudah didapat, dan penggunaannya sudah terbukti tahan lama. Batu bata cocok banget dipakai di proyek-proyek yang skalanya kecil sampai menengah, terutama di daerah. Tapi ingat, meskipun bangunannya sederhana, proses pengerjaannya nggak boleh asal-asalan.
Ciri-Ciri Batu Bata yang Layak Pakai
Sebelum kita ngomongin soal cara pasang batu bata, hal pertama yang harus dicek tentu adalah kualitas batanya. Mau sebagus apa pun tukangnya, kalau bahan dasarnya jelek, hasilnya tetap nggak maksimal. Jadi, gimana cara tahu batu bata yang bagus itu seperti apa?
Pertama, lihat bentuk fisiknya. Batu bata yang bagus itu punya tepi yang lurus dan tajam. Kalau tepinya bulat-bulat atau tidak rata, bisa bikin pemasangan jadi susah dan hasilnya nggak rapi. Kedua, periksa permukaannya. Jangan sampai ada retakan besar, karena itu bisa jadi titik lemah yang bikin bata mudah pecah.
Selanjutnya, coba pukul batu bata dengan bata lain. Kalau bunyinya "ting" seperti logam, artinya bata tersebut padat dan kualitasnya bagus. Tapi kalau bunyinya seperti "duk" atau tumpul, tandanya bata tersebut banyak rongga udara dan mudah rusak.
Baca Juga: Begini Tips Jual Rumah Cepat Laku yang Efektif, Wajib Dicoba!
Ukuran juga penting. Bata yang ukurannya terlalu kecil atau tidak seragam bisa menyulitkan proses pemasangan. Biasanya tukang bangunan akan banyak memotong dan menyesuaikan, yang artinya butuh waktu dan biaya ekstra.
Yang terakhir, coba rendam bata ke dalam air. Batu bata berkualitas nggak akan mengeluarkan banyak gelembung udara. Kalau kamu lihat ada gelembung terus-terusan, itu tandanya ada pori besar di dalamnya. Dan kalau langsung hancur setelah direndam, berarti batanya terlalu rapuh.
Kenapa Perlu Merendam Batu Bata?
Ini dia bagian penting yang sering banget diabaikan. Banyak orang pikir, semakin cepat batu bata dipasang, makin bagus. Padahal, kalau kamu langsung pasang batu bata yang kering, itu bisa jadi masalah besar dalam jangka panjang.
Batu bata bersifat menyerap air. Kalau kamu pasang langsung tanpa direndam, dia akan menyedot air dari adukan semen. Ini bisa bikin mortar cepat kering dan tidak sempat mengikat dengan sempurna. Akibatnya, ikatan antar batu bata jadi lemah, dan dinding mudah retak.
Proses perendaman ini tujuannya supaya batu bata dalam kondisi yang disebut 'jenuh permukaan kering'. Artinya, bata udah cukup menyerap air tapi permukaannya nggak sampai basah atau netes. Dalam kondisi ini, mortar bisa mengering secara alami tanpa kehilangan kelembapan terlalu cepat.
Baca Juga: Ini Gaji Minimal untuk Ambil KPR Subsidi, Kamu Termasuk?
Kementerian PUPR menyarankan waktu perendaman sekitar 5–10 menit. Nggak perlu lama-lama. Setelah direndam, angkat dan diamkan sebentar sampai permukaan bata kering. Barulah batu bata siap dipasang.
Tahapan Lengkap Penggunaan Batu Bata
Oke, sekarang kita masuk ke tahap paling teknis: bagaimana sih prosedur penggunaan batu bata yang ideal?
1. Pemilihan Batu Bata
Langkah awal tentu memilih batu bata yang memenuhi syarat kualitas seperti yang sudah kita bahas. Kalau perlu, lakukan uji tekan atau pukul-pukul ringan untuk memastikan kekuatannya.
2. Penyimpanan Batu Bata
Batu bata sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tidak langsung terkena hujan. Tumpuk rapi dan beri alas kayu atau plastik supaya tidak menyerap kelembapan dari tanah.
3. Perendaman Batu Bata
Sebelum dipasang, rendam batu bata ke dalam bak air bersih selama 5–10 menit. Pastikan seluruh permukaan bata terkena air secara merata. Jangan direndam terlalu lama, karena bisa merusak struktur dalam bata.
4. Pengeringan Sebentar
Setelah direndam, biarkan batu bata selama beberapa menit di udara terbuka. Tujuannya agar permukaannya kembali kering dan tidak mengganggu campuran mortar saat pemasangan.
5. Pemasangan Batu Bata
Gunakan adukan mortar yang pas. Komposisinya biasanya campuran semen, pasir, dan air dengan perbandingan sesuai standar. Oleskan mortar secara merata, baik di bawah maupun sisi bata. Susun bata satu per satu dengan hati-hati, dan sesuaikan posisinya menggunakan benang dan waterpass.
6. Finishing dan Perawatan
Setelah semua bata terpasang, lakukan perataan dan pembersihan sisa mortar. Jika perlu, siram ringan dengan air selama beberapa hari untuk menjaga kelembapan selama proses pengerasan.
Baca Juga: Kriteria Rumah Layak Huni, Ini Penjelasannya Menurut Ahlinya
Kesalahan Umum Saat Menggunakan Batu Bata
Meskipun prosedurnya cukup sederhana, masih banyak kesalahan yang terjadi di lapangan. Salah satunya adalah penggunaan batu bata yang tidak direndam. Alasan terburu-buru atau ingin hemat waktu sering kali jadi penyebabnya.
Kesalahan lainnya termasuk penggunaan mortar yang terlalu encer atau terlalu kering. Campuran yang tidak tepat akan membuat ikatan antar bata tidak optimal. Akibatnya, dinding gampang retak atau bahkan runtuh dalam waktu singkat.
Tidak menggunakan benang atau alat bantu juga bisa bikin dinding tidak lurus. Hasil akhir jadi kurang rapi dan berpotensi mengganggu struktur atasnya.
Rekomendasi PUPR: Standardisasi Penggunaan Batu Bata
Kementerian PUPR nggak cuma mengeluarkan aturan begitu saja. Mereka juga menekankan pentingnya standardisasi, terutama untuk pembangunan di daerah-daerah. Lewat program pembangunan rumah layak huni dan gedung pelayanan publik, PUPR berusaha memastikan bahwa seluruh proyek mengikuti standar teknis yang berlaku.
Buku Saku Konstruksi Bangunan Sederhana yang mereka terbitkan berisi panduan praktis untuk tukang bangunan, arsitek lokal, dan pengawas proyek. Panduan ini mencakup mulai dari pemilihan material hingga teknik pemasangan, termasuk penggunaan batu bata. Intinya, PUPR ingin setiap proyek – sekecil apa pun – bisa menghasilkan bangunan yang aman, nyaman, dan tahan lama.
Penutup: Batu Bata Kecil, Dampaknya Besar
Sering kali kita menganggap batu bata itu cuma bagian kecil dari bangunan. Tapi ternyata, penggunaan yang benar atau salah bisa punya dampak besar. Kementerian PUPR sudah memberikan panduan yang jelas, tinggal bagaimana kita sebagai pelaksana atau pemilik bangunan bisa menjalankannya dengan disiplin.
Dengan prosedur yang tepat, batu bata bisa jadi pondasi kuat yang menopang bangunan bertahun-tahun lamanya. Nggak cuma soal kekuatan, tapi juga soal keselamatan dan kenyamanan penghuni di dalamnya. Jadi, jangan sepelekan langkah kecil seperti merendam batu bata ya. Karena dari situlah awal mula kekokohan bangunan dimulai. (Therich3/Admin)
Belum ada Komentar untuk "Prosedur Penggunaan Batu Bata, Ini Kata Kementerian PUPR"
Posting Komentar